Saying Good Bye To Elance...


It might sound melodramatic, but it is truly a sad thing for me to say good bye to elance.
What can i say, Elance Change My Life!




Jadi, beberapa tahun yang lalu Elance dan Odesk memutuskan untuk merger jadi satu company, tapi mereka masih tetap dengan platform masing-masing karena ya pasti tidak mudah menyatukan dua komunitas online freelancer. Waktu gw mulai aktif di Elance awal tahun ini, gw juga sudah baca-baca info tersebut dan had a feeling kalo in the end mereka pasti punya tujuan buat dijadikan satu platform.

Seperti yang gw pernah ceritakan sebelumnya kalau gw justru awal kenal sama online freelancing itu di odesk. Bikin account disitu sejak 2013 kalo ga salah, tapi ya gt, sekedar registrasi ajah, boro-boro aktif, punya nyali untuk apply aja ga ada. Sampailah kepada Life changing momentum gw di awal Februari tahun ini, dimana gw akhirnya berani masuk2in proposal di Elance yang kemudian berujung ke "ketagihan". Segitu besarnya dampak ikut di Elance?. Buat gw IYA. I am telling you kalau gw itu bukan termasuk orang yang berani ambil resiko dalam urusan pindah kerja. Apalagi punya anak 2 yang notabene gw sama suami masih bahu membahu dalam hal support ekonomi keluarga kecil kami, itu alasan utama gw maju mundur maju mundur syantiek mulu untuk urusan resign dikantor. Esensinya sebenarnya bukan karena di Elance gw bisa dapat penghasilan yang lumayan dibanding dikantor, tapi sebenarnya lebih ke rasa confidence gw. Kalo boleh curcol dikit nih, sebenarnya ada sedikit rasa kecewa sama ex kantor yang kadang-kadang meng-under estimate ibu-ibu macam gw ini. Apalagi gw kerja di divisi yang mau ga mau penampilan luar masih nomer satu. Istilah kata, kalau untuk urusan keluar-keluar kantor pasti yang masih single dan kece badai yang ditugaskan, sementara sang ibu-ibu buluk jaga kandang ajah. Kedengeran sensi sih, tapi fakta berbicara demikian kok. Dan parahnya, i'm totally find with it. Gw ga ngerasa buluk2 amat sih semenjak jadi ibu2 hahaha (masih dandanlaah kalo mau ngantor), tapi ya ga bisa dipungkiri secara bodi emang udah ga bisa dipungkiri ibarat langit dan tanah sama yang masih single. And once again i'm totally find with it. Mungkin karena rasa percaya diri emang udah drop banget. Tapi dengan kerja online, heyy mana peduli client di bagian negara sana kalo situ gembrot, as long as you can deliver excellent result, that's all they care about.

Dan sebagaimana falsafah hidup di buku Sang Alchaemist "And, when you want something, all the universe will conspires in helping you to achieve it", maka setelah project demi project yang berhasil gw dapet di Elance, akhirnya Mei 2015 gw berani juga memutuskan untuk jadi Online freelancer seperti saat ini. Tidak selalu indah memang, apalagi ada masa-masa transisi dari tadinya sibuk banget dikejar deadline - deadline selesai - hura-hura abis terima payment - berburu project baru lagi - pusing kalo belum dapet kerjaan baru - dan seterusnya dan seterusnya, tapi at least ada sedikit rasa bangga dalam diri gw karena gw berhasil menaklukkan rasa takut gw akan resign. Memang lebih banyak dinamika roller costernya, tapi ya begitu you just have to enjoy it, and so far i am enjoying it and never regret i took this decision. Well, told you life is more fun when you don't have to deal with Jakarta Crazy traffic anymore ;-)

Sekarang semua member Elance sudah digiring ke satu platform yang menyatukan Elance dan Odesk namanya Upwork. Well, sebenarnya dari segi fitur dan tampilan si Upwork ini cuma Odesk di retouch dikiiiiit, kontribusi Elance nya cuma dibagian profil doang kayaknya, makanya gw jujur rada ga rela musti "dipaksa" kerja di upwork. Alesannya sejauh ini :

  • Fitur-fitur di odesk ini rada-rada ribet, ga se simpel Elance. Elance is all about simplicity, dari tampilannya yang biasaaa banget cuma background putih dengan teks, sampai penempatan menu-menunya yang gampang banget dipahami. 
  • Rebutan kerjaannya pastinya makin menggila. Gw sebenernya sering juga dulu masukin proposal di odesk tapi mamiiiih entah kenapa ga pernah gol. gemmes ya kak. satu job applicants nya bisa ratusan apalagi kalo kudu bersaing sama indiahe, ngalah udah deh ngalaaaah. Di Elance juga sebenernya ga jauh beda, india masih numero uno, tapi kadang rasanya masih ada secercah harapan (tsahh elaaa) karena untuk beberapa job yang spesifik jumlah applicants nya masih masuk akal. Dan sekarang kebayanglah tuh dua komunitas gede dijadiin satu, mau gila yeee rasanya. Emang sih kalo rejeki ga bakal kemana, tapi kan muter otak buat strategi proposalnya juga kudu extra mikir sampe rontook! 
  • Fee untuk odesk lebih gede yaitu 10% sementara Elance cuma 8,75% 

Tapi terus terang sekarang emang gw pribadi emang ga punya pilihan selain ngikut waelah di upwork. walaupun ada banyaaaak freelance marketplace lain, agak susah juga mesti build reputasi dari awal. yang mana dari pada ini inti dari kerja online freelancing kaya gini, REPUTASI nomer 1.

So i guess november ini kita udah kudu say bye bye beneran sama Elance.

Mari menyongsong masa depan yang cerah di Upwork.


Syediiihhhhh :((((((




Comments

Popular posts from this blog

Alhamdulillah 'Ala Kulli Ni'mah

Membuat Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN)

Melahirkan Dengan BPJS Kesehatan